Pernikahan memang memberi ketenangan batin karena kita akan mengarungi kehidupan bersama seseorang yang kita percaya bisa diandalkan dalam segala hal. Namun, dengan segala kesibukan dan hidup, tak heran jika seringkali kita terjatuh dalam masalah pernikahan.
Bukan hanya perbedaan pendapat, tapi ketika kita tidak siap dan tidak menjaga hubungan, tak heran pernikahan pun bisa kandas. Apa saja kebiasaan-kebiasaan buruk yang terlihat sepele, tapi bisa menjadi bibit perpisahan antara Anda dan dia?
1). Tidak menghargai apa yang dimiliki"Setiap pasangan akan menghadapi rutinitas yang membosankan," kata Sherry Amanstein, terapis pernikahan dan penulis The Complete Marriage Counselor: Relationship-Saving Advice from America's Top 50+ Couples Therapists. Menurutnya, kita seringkali tanpa sadar mendorong pasangan kita menjauh dengan menyuruhnya tidak mengutarakan pendapatnya. Padahal ia butuh mengekspresikan pikirannya.
Ketika Anda menjadi orang yang bisa mendengarkan, hal ini akan memberinya semacam pujian dan sarana untuk bisa berkembang. Bagaimana mengatasinya: Bicaralah dengannya sebanyak-banyaknya. Ambil waktu untuk duduk di sebuah kedai kopi sambil bersebelahan. Bicarakan apa pun, misalnya mengenai apa yang sedang Anda sukai saat ini. Jangan heran jika Anda jatuh cinta lagi kepadanya seperti dulu.
2). Tak cukup seks
Meski frase "tak cukup" akan berbeda dari pasangan ke pasangan lain, Anda berdua pasti tahu jika salah satu malas-malasan dalam berhubungan. Masalahnya, ketika menyangkut seks, kebanyakan pasangan menunggu pasangannya untuk datang dengan sebuah rencana hebat yang seksi, dan ketika rencana itu tak kunjung datang dari si dia, Anda pun akan merasa kecewa.
Menghadapinya: Sadarilah, bahwa hubungan Anda dan dia bukanlah sebuah kontes. Tak ada salahnya untuk menjadi yang pertama memulai. Lakukan apa pun yang Anda anggap harus dilakukan untuk menyalakan kembali bara asmara itu. Jika memungkinkan, liburan berdua saja amat disarankan.
3). Berbohong soal uang
Entah itu dengan mengambil alih soal keuangan, tak berbagi info, atau menutup-nutupi penggunaan uang, merupakan ketidakjujuran finansial yang bisa merusak hubungan emosional. Pasalnya, urusan uang menyangkut tanda kekuasaan dan rasa percaya, terang Dr. Karen Gail Lewis EdD, terapis pernikahan dan penulis Why Don't You Understand? A Gender Relationship Dictionary.
Cara menyiasatinya: Sisihkan waktu bersamanya untuk duduk dan membicarakan mengenai keuangan. Diskusikan tujuan jangka panjang bersama dan kebiasaan pengeluaran uang sehari-hari. Tujuannya adalah untuk menyamakan visi dan sama-sama mengetahui keadaan yang sebenarnya. Karena Anda dan dia kan sedang berada dalam tim yang sama.
4). Tak mendukung karier
Pikirkan kapan terakhir kali Anda mengeluhkan "Kamu enggak pernah di rumah" atau "Kamu nikahin saja kantormu itu"? Sekarang, pikirkan kembali, apakah Anda benar-benar "benci" pekerjaannya, atau Anda marah karena waktu yang ia habiskan bersama Anda dan si kecil sangat sedikit? Atau Anda merasa ia kurang suportif akan gol karier Anda? Salah menaruh amarah atau penyesalan bisa ditanggapi sebagai kurangnya dukungan.
Hadapi dengan mengatakan kepada pasangan, apa yang saat ini mengganggu pikiran Anda. Jangan katakan, "Aku benci pekerjaan kamu!" tapi katakan, "Aku berharap kita bisa menghabiskan waktu lebih banyak".
5). Menggunjingkan pasangan kepada teman-teman
Ada saatnya Anda harus mengeluarkan isi hati dan beban kepada orang lain. Namun, ketika Anda membicarakan tentang pasangan dan hal-hal mendetail dari dirinya, itu akan menjadi hal yang tidak sopan dan malah dalam beberapa kasus, merendahkan.
Yang bisa Anda dan pasangan lakukan adalah caritahu apa yang menjadi batasan untuk dibicarakan dengan teman-teman. Soal kebiasaannya mengutak-utik mobil sampai berjam-jam? Boleh. Masalahnya dalam hal seks atau soal pekerjaan? Tidak boleh sama sekali. Menjaga kepercayaan ini akan mempererat hubungan Anda.
6). Lupa romantis
Anda harus berupaya keras agar si dia mau berintim dengan Anda di malam hari? Jika jawabnya, ya, Anda tidak sendirian. Semua pasangan pasti akan mengalami meredupnya percikan-percikan asmara. Namun, ini tidak berarti bahwa percikan asmara tersebut harus padam. Apa yang bisa Anda lakukan adalah, mencoba melakukan hal-hal kecil untuk menyalakan kembali percikan tersebut. Misal, lewat surat cinta dan tindakan-tindakan manis kecil lainnya.
Jangan lupa untuk merawat diri Anda juga. Mungkin terdengar dangkal. Tapi, ketika Anda merawat fisik Anda, berarti Anda juga akan mau merawat hubungan Anda. "Sisihkanlah waktu 5 menit dalam sehari untuk mencium pasangan Anda".
Bukan hanya perbedaan pendapat, tapi ketika kita tidak siap dan tidak menjaga hubungan, tak heran pernikahan pun bisa kandas. Apa saja kebiasaan-kebiasaan buruk yang terlihat sepele, tapi bisa menjadi bibit perpisahan antara Anda dan dia?
1). Tidak menghargai apa yang dimiliki"Setiap pasangan akan menghadapi rutinitas yang membosankan," kata Sherry Amanstein, terapis pernikahan dan penulis The Complete Marriage Counselor: Relationship-Saving Advice from America's Top 50+ Couples Therapists. Menurutnya, kita seringkali tanpa sadar mendorong pasangan kita menjauh dengan menyuruhnya tidak mengutarakan pendapatnya. Padahal ia butuh mengekspresikan pikirannya.
Ketika Anda menjadi orang yang bisa mendengarkan, hal ini akan memberinya semacam pujian dan sarana untuk bisa berkembang. Bagaimana mengatasinya: Bicaralah dengannya sebanyak-banyaknya. Ambil waktu untuk duduk di sebuah kedai kopi sambil bersebelahan. Bicarakan apa pun, misalnya mengenai apa yang sedang Anda sukai saat ini. Jangan heran jika Anda jatuh cinta lagi kepadanya seperti dulu.
2). Tak cukup seks
Meski frase "tak cukup" akan berbeda dari pasangan ke pasangan lain, Anda berdua pasti tahu jika salah satu malas-malasan dalam berhubungan. Masalahnya, ketika menyangkut seks, kebanyakan pasangan menunggu pasangannya untuk datang dengan sebuah rencana hebat yang seksi, dan ketika rencana itu tak kunjung datang dari si dia, Anda pun akan merasa kecewa.
Menghadapinya: Sadarilah, bahwa hubungan Anda dan dia bukanlah sebuah kontes. Tak ada salahnya untuk menjadi yang pertama memulai. Lakukan apa pun yang Anda anggap harus dilakukan untuk menyalakan kembali bara asmara itu. Jika memungkinkan, liburan berdua saja amat disarankan.
3). Berbohong soal uang
Entah itu dengan mengambil alih soal keuangan, tak berbagi info, atau menutup-nutupi penggunaan uang, merupakan ketidakjujuran finansial yang bisa merusak hubungan emosional. Pasalnya, urusan uang menyangkut tanda kekuasaan dan rasa percaya, terang Dr. Karen Gail Lewis EdD, terapis pernikahan dan penulis Why Don't You Understand? A Gender Relationship Dictionary.
Cara menyiasatinya: Sisihkan waktu bersamanya untuk duduk dan membicarakan mengenai keuangan. Diskusikan tujuan jangka panjang bersama dan kebiasaan pengeluaran uang sehari-hari. Tujuannya adalah untuk menyamakan visi dan sama-sama mengetahui keadaan yang sebenarnya. Karena Anda dan dia kan sedang berada dalam tim yang sama.
4). Tak mendukung karier
Pikirkan kapan terakhir kali Anda mengeluhkan "Kamu enggak pernah di rumah" atau "Kamu nikahin saja kantormu itu"? Sekarang, pikirkan kembali, apakah Anda benar-benar "benci" pekerjaannya, atau Anda marah karena waktu yang ia habiskan bersama Anda dan si kecil sangat sedikit? Atau Anda merasa ia kurang suportif akan gol karier Anda? Salah menaruh amarah atau penyesalan bisa ditanggapi sebagai kurangnya dukungan.
Hadapi dengan mengatakan kepada pasangan, apa yang saat ini mengganggu pikiran Anda. Jangan katakan, "Aku benci pekerjaan kamu!" tapi katakan, "Aku berharap kita bisa menghabiskan waktu lebih banyak".
5). Menggunjingkan pasangan kepada teman-teman
Ada saatnya Anda harus mengeluarkan isi hati dan beban kepada orang lain. Namun, ketika Anda membicarakan tentang pasangan dan hal-hal mendetail dari dirinya, itu akan menjadi hal yang tidak sopan dan malah dalam beberapa kasus, merendahkan.
Yang bisa Anda dan pasangan lakukan adalah caritahu apa yang menjadi batasan untuk dibicarakan dengan teman-teman. Soal kebiasaannya mengutak-utik mobil sampai berjam-jam? Boleh. Masalahnya dalam hal seks atau soal pekerjaan? Tidak boleh sama sekali. Menjaga kepercayaan ini akan mempererat hubungan Anda.
6). Lupa romantis
Anda harus berupaya keras agar si dia mau berintim dengan Anda di malam hari? Jika jawabnya, ya, Anda tidak sendirian. Semua pasangan pasti akan mengalami meredupnya percikan-percikan asmara. Namun, ini tidak berarti bahwa percikan asmara tersebut harus padam. Apa yang bisa Anda lakukan adalah, mencoba melakukan hal-hal kecil untuk menyalakan kembali percikan tersebut. Misal, lewat surat cinta dan tindakan-tindakan manis kecil lainnya.
Jangan lupa untuk merawat diri Anda juga. Mungkin terdengar dangkal. Tapi, ketika Anda merawat fisik Anda, berarti Anda juga akan mau merawat hubungan Anda. "Sisihkanlah waktu 5 menit dalam sehari untuk mencium pasangan Anda".
0 komentar:
Posting Komentar